MBNews, Surabaya – Kelompok terduga teroris tertangkap di terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya di Sidoarjo, Kamis (14/5/2015) siang. Terduga teroris ini dibawa empat petugas dan langsung dimasukkan ke gedung Intelkam Polda Jatim, Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB. terduga teroris kemudian diperiksa di dalam ruang unit IV gedung Intelkam Polda Jatim.
Kelompok terduga teroris yang diamankan ini salah satunya adalah MR, pria 31 tahun asal Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan Kalimantan Utara. Selain MR lima orang keluarganya yang ikut diamankan di Bandara Juanda juga dibawa ke Polda Jatim. Semua masih menjalani pemeriksaan di Polda Jatim.
Lima keluarga itu antara lain, SH (perempuan), ZTF (Laki-laki), HSL (laki-laki), MML (perempuan ), dan AMM (laki-laki). Saat diamankan, lima orang ini akan berangkat ke Penang, Malaysia bersama MR menggunkan pesawat Air Asia QZ386.
Dikabarkan, MR yang pertama diamankan petugas Imigrasi di terminal 2 Bandara Juanda. Saat itu, dia hendak take off menuju Penang, Malaysia bersama keluarganya menggunakan Pesawat Air Asia QZ 386. Ketika dilakukan pengecekan Pasport-nya oleh petugas imigrasi, muncul nama ini merupakan DPO (daftar pencarian orang) dari Interpol. Petugas pun langsung mengamankannya.
Menurut keterangan kepolisian, terduga teroris yang tertangkap di Bandara Juanda diduga bakal berangkat Suriah. Dari Indonesia, dia hendak terbang ke Penang (Malaysia) kemudian melanjutkan pejalanan ke Turki, baru ke Suriah.
Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf menjelaskan, hingga Kamis (14/5/2015) malam, tim dari Kriminal Umum (Krimum) dan Intelijen Polda Jatim masih melakukan pendalaman terhadap perkara ini. “Terkait DPO (daftar pencarian orang) dari Mabes Polri tersebut, masih didalami tim Krimum dan Intel,” kata Anas, 14 Mei 2015.
Mantan Wakabareskrim Polri ini juga tidak menampik kabar tentang dugaan keterlibatan MR dengan kelompok terorisme. Khususnya, dugaan keterlibatan MR dengan ISIS. saat ditangkap, dia hendak berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS di sana. “Kemungkinan besar, dia ini memang hendak ke Suriah melalui Penang, lalu ke Turki,” sambung Kapolda Anas.
Lebih jauh tentang keterlibatan MR dengan kelompok atau jaringan siapa, Kapolda mengaku belum bisa menjelaskan. Alasannya, sampai sekarang masih dalam penyelidikan.
“Petugas masih mendalaminya. Termasuk jaringan dan keterkaitannya dengan kelompok mana,” tandas Anas. (surya.co.id/hfa)