MBNews, Tarakan – Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan membantah jika tidak melakukan pelayanan yang baik terhadap bayi Sibka Fi’ani, bocah malang yang meninggal dunia beberapa hari yang lalu.
Menurut salah satu Tim Dokter RSUD Tarakan, dr Frengky S.Pa , awalanya orang tuanya berkesimpulan, Sibka meninggal akibat penyakit tifus namun setelah dilakukan diagnosa yang lebih detail, Sibka divonis menderita infeksi Paru-Paru atau Pneumonia.
“Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil analisis saya bersama dokter RSUD lainnya, jika bahasa orang tua mengatakan tifus itu pernah diderita Sibka namun hal tersebut bersifat rawat jalan, gejalanya pun tidak sama dengan tifus yakni demam yang tinggi bahkan Sibka justru mengalami keadaan sesak pada nafasnya saat diperiksa,” Kata dr. Frengki Sabtu (18/4/2015)
Untuk diketahui kasus ini adalah aspirasi pneumonia pada anak yakni diartikan anak penderita radang paru-paru tersedak. Jika kasus aspirasi ini dialami anak-anak sangat riskan terjadinya meninggal dunia, karena cairan yang masuk kedalam paru-paru. Selain itu pihak RSUD melihat situasi seperti ini sering dialami banyak anak-anak yang dirawat dan berujung pada kematian
“Saya akan buat data dalam 5 tahun terakhir sudah banyak anak-anak yang terkena kasus aspirasi radang paru-paru ini, saya dapat buktikan hal ini, hasil pemeriksaan Sibka juga ada dimana setelah dilakukan Rontgen ditunjukan paru-paru Sibka alami Pneumonia.” Lanjut dr. Frengki
Walaupun begitu dokter dan petugas medis RSUD Tarakan sudah sangat maksimal melakukan perawatan medis kepada Sibka. RSUD membantah jika Sibka tidak dirawat intensif bahkan kesimpulan secara medis tersebut sangat akurat.
“Jika meninggal karena tifus, biasanya proses menuju kematian lama minimal 3 minggu, namun hal tersebut dapat diselamatkan jika dilakukan operasi atau perawatan medis lainnya, yang jelas kami sudah berusaha maksimal menyelamatkan Sibka,” Ujarnya (hfa)