MBNews, Jokowi Ke Tarakan: Direncanakan Hadiri Musrenbangnas di Tarakan. Presiden Republik Indonesia terpilih 2014-2019 Joko Widodo atau yang lebih akrab disebut Jokowi direncanakan akan mengunjungi Tarakan dalam agenda acara untuk menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Regional Kalimantan yang diselenggarakan di Kota Tarakan.
Pj Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie, mengaku dibisiki seorang menteri untuk melakukan persiapan menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Kaltara
“Beberapa hari lalu dalam pertemuan di Bogor saya sudah dibisiki seorang menteri untuk melakukan persiapan. Saya sendiri sudah mengajak beliau (Jokowi ) meninjau beberapa daerah, cuma kan persoalannya waktu dan kesiapan pengamanan. Kalau beliau bersedia, kita bisa ajak ke Krayan (daerah perbatasan),” ungkap Irianto, Senin (1/12/2014).
“Kami bangga dan besyukur Kaltara ditunjuk sebagai provinsi pelaksana Musrembang Regional Kalimantan ini. Kita mengalahkan provinsi induk, begitu juga dengan provinsi lain yang ada di Kalimantan,” sebut Irianto.
Musrenbangnas tersebut aka dihadiri para gubernur se-Kaliamntan, sejumlah menteri Kabinet Kerja, bupati/walikota se-Kaltara, pegawai eselon I, asosiasi pengusaha daerah, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat.
Jika biasanya agenda-agenda pertemuan berskala kabupaten/kota dan provinsi maupun nasional dilakukan di beberapa hotel berbintang di Tarakan, Musrenbang kemungkinan besar hanya diselenggarakan di ruang serbaguna Kantor Walikota Tarakan yang berkapasitas 250 orang.
Sebagai provinsi muda, lanjut Irianto, Pemprov Kaltara bakal menyampaikan sejumlah program pembangunan jangka panjang yang dapat dibiayai APBN, di antaranya pembangunan jembatan Bulan (Bulungan-Tarakan), pembangunan perbatasan, Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, serta mempertegas kelanjutan pembangunan proyek PLTA Sungai Kayan yang saat ini mengalami kendala aspek administrasi di Kementerian Kehutanan.
“Untuk mengajukan program-program tersebut, berdasarkan pertemuan di Bogor kami diminta data dan proposal yang bagus dan akurat. Misalnya studi kelayakan jembatan Bulan karena 50 sampai 100 tahun ke depan itu masih sangat relevan. Begitu juga dengan KIPI, dan prioritas pembangunan di perbatasan,” ujarnya.
Selain hal tersebut kata Irianto, isu regional yang perlu diangkat ialah menyangkut pelayanan kesehatan di pedalaman dan perbatasan yang masih minim. Di hadapan Jokowi, pihaknya pun akan mempertegas bahwasa Kalimantan secara keseluruhan adalah penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Oleh karenanya, timbal balik yang besar atas hal tersebut kata Irianto cukup wajar disuarakan.
“Jadi berapa kekayaan alam Kalimantan sudah habis dikeruk, seharusnya perhatian terhadap pulau Kalimantan juga sepadan. Jadi perlu ada kebijakan nasional yang bersifat khusus dalam politik anggaran,” ujarnya.
Kalimantan juga tengah membutuhkan dukungan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan khususnya di pedalaman dan perbatasan. “Sampai hari ini kan belum ada rumah sakit di daerah perbatasan kita yang layak, kalau Puskesmas ada. Tenaga kesehatan juga terbatas, guru bahkan sangat kurang,” jelasnya.(tribunnews/XYD)