Cara Simple Memahami Customer Acquisition Cost (CAC) Untuk Optimalkan Pengeluaran. Di era pasca pandemi belakangan ini, geliat ekonomi banyak role model usaha mulai bergerak ke arah yang lebih baik. Bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal I/2022 sebesar 5,01 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Selain karena pulihnya aktivitas masyarakat juga karena beberapa kebijakan yang akhirnya memberikan dampak pada perputaran ekonomi suatu daerah seperti kelonggaran PPKM dan kebijakan lainnya yang cukup membangun.
Bisa digambarkan mayoritas mesin-mesin pertumbuhan mulai pulih, dari usaha yang memang sudah berkembang maupun usaha yang baru berdiri saat pandemi berlangsung. Baik dari Usaha kecil menengah maupun skala startup juga semakin ramai dan beragam. Nah, bicara mengenai startup maupun bagian dari bidang usaha juga, ada salah satu hal yang cukup menarik untuk dipahami sebagai pelaku usaha, yaitu Customer Acquisition Cost (CAC).
Terdengar asing ya masih ? Dari terjemahan kata per kata sebenarnya sudah menggambarkan apa arti dari istilah tadi, harga akuisisi pelanggan. Nah, dari yang saya kutip melalui startupstudio.id, Customer Acquisition Cost atau disingkat CAC adalah biaya akuisisi pelanggan merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menarik prospek menjadi pelanggan atau customer Anda.
Kenapa hal ini menjadi penting ? Karena sebagai pelaku usaha, tentunya menjalankan bidang marketing yang tentunya mengeluarkan budget yang juga tidak sedikit. Dengan pengelolaan budget yang optimal melalui CAC tadi, harapannya agar jumlah pelanggan baru yang didapat sebanding dengan jumlah budget untuk pemasaran yang dikeluarkan.
Dari berbagai sumber, cara perhitungan dalam menentukan CAC yang ideal untuk mendapatkan pelanggan baru sesuai pengeluaran adalah:
CAC = Biaya tersebut meliputi seluruh biaya penjualan dan pemasaran yang nantinya dibagi menjadi:
CAC = (M+E+P+S+ST+O) / CA
Keterangan:
CAC (Customer Acquisition Cost).
M (Biaya Pemasaran); total biaya pemasaran, termasuk biaya iklan, untuk mendapatkan pelanggan.
E (Gaji Karyawan); gaji yang berkaitan dengan penjualan dan pemasaran.
P (Biaya Profesional); biaya yang dikeluarkan untuk layanan profesional seperti konsultasi dan desain.
ST (Biaya Perangkat Lunak dan Alat); semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan, membeli, serta mengoperasikan perangkat lunak dalam proses penjualan dan pemasaran.
O (Biaya Lainnya); overhead tambahan yang berkaitan dengan proses penjualan dan pemasaran dan dialokasikan untuk karyawan yang terlibat dalam proses tersebut.
CA; total pelanggan yang didapatkan.
Dari rumus sederhana di atas, didapatlah sebuah hasil yang terlihat cukup optimal dimana pengeluaran yang di atur untuk mendapatkan pelanggan baru sudah teralokasi dengan baik dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti biaya operasional, biaya lainnya hingga gaji dan biaya lain-lain.
Yang pasti adalah dalam menentukan besaran pengeluaran ideal untuk mendapatkan pelanggan baru bukan hanya dipahami sebagai seorang pelaku usaha, tapi juga sebagai seorang investor. Karena dengan kita paham CAC ini, dalam perspektif investor, tentunya akan lebih paham apakah dana yang akan diinvestasikan atau dalam istilah keren untuk saat ini adalah “bakar uang” merupakan pilihan terbaik untuk menentukan bidang usaha atau startup mana yang berpotensi berkembang atau justru malah kurang berpotensi.
Nah cukup sekian pembahasan kali ini terkait CAC, mungkin lain kali coba sharing sedikit terkait beberapa hal di bidang usaha atau dunia startup. Semoga bermanfaat,