MBNews, Tarakan – Pasca kericuhan yang terjadi di Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Kota Tarakan, karena akan dilakukannya pemeriksaan narkoba terhadap warga binaan Lapas, membuat beberapa aparat petugas angkat bicara.
Saat dikonfirmasi merahbirunews.com, salah satu petugas Lapas kelas II A Tarakan yang enggan disebutkan namanya menuturkan, pihak Lapas bukan menolak petugas BNNK maupun aparat keamanan untuk melakukan pemeriksaan terhadap warga binaan Lapas Kelas II A. melainkan cara dan langkah yang dilakukan tidak tepat, karena tidak melakukan koordinasi, sehingga sejumlah warga binaan memberontak.
“Caranya tidak benar dan sudah menyalahi prosuder, Lapas juga memiliki protap apabila ada pemeriksaan gabungan, jangan sewenang-wenangnya saja,” ungkap petugas tersebut
Dia mengatakan ketika ingin melakukan pemeriksaan seharusnya sudah saling berkoordinasi dengan pimpinan. Karena pihaknya juga memilik SOP sendiri. “Jika memang ada pemeriksaan yang secara rahasia, setidaknya koordinasi. Kami pun terima dan turut membantu. Tidak seperti minggu malam yang lalu,” Jelasnya.
Ia pun menceritakan pada saat petugas penjaga pintu utama (P2U) berjaga. Terdengar suara ketukan berulang-ulang kali, lalu kemudian dibukakan pintunya. “Petugas BNNK pun langsung masuk dan memaksakan untuk melakukan pengeledahan,” Katanya.
Diungkapkan bukan cara seperti itu untuk melakukan pemeriksaan terhadap warga binaan lapas kelas II A tarakan, karena yang dilakukan seperti cara preman saja langsung main geledah. Lapas ini merupakan rumah negara yang memiliki Standard Operasional Prosedur (SOP). Oleh karena itu sejatinya pihak BNNK berkoordinasi terlebih dahulu jika memang disinyalir adanya jaringan narkoba dan oknum sipir yang terlibat. “Kalau jauh-jauh hari sudah dikoordinasikan tentu kami akan membantu.” Tambahnya
Untung saja malam itu, walapun hanya dijaga lima orang masih bisa menenangkan warga lapas tersebut. “Menenangkan mereka ini saja sampai jam 4 pagi,” katanya lagi.
Disamping itu, pasca kericuhan diakibatkan adanya petugas keamanan yang membawa senjata di dalam lapas itu sudah menyalahi aturan. “Wajar saja, kalau warga binaan kami menolak, karena salah satu warga binaan kami melihat ada petugas yang membawa senjata sehingga ia menginformasikan kepada teman-temanya. Hal itu wajar saja, siapa yang tidak takut kalau dilakukan pengeledahan dengan senjata, dan diluar juga sudah ada puluhan keamanan yang diturunkan,” jelasnya.
Ia pun membayangkan, apabila terjadi kericuhan besar-besaran tentu pihaknya juga tidak bisa menanganinya dengan jumlah narapidana 655 lebih. Atas kejadian itu juga, dikatakannya Blok Delta tempat hunian narapidana narkoba juga sudah jebol pintu dan pagar rusak. Untungnya, warga narapidana ini tidak ada yang melarikan diri karena mungkin rasa solidaritasnya. “Yah Pintu Blok Delta rusak akibat dobrakan mereka hingga sampai pagi sudah tidak terkunci. Alhumdillah mereka ini tidak ada satupun yang kabur. Karena mereka merasa terusik saja dengan kedatangan petugas keamanan tersebut,” jelasnya.
Ditegaskannya, isu yang merebak diluar bahwa adanya dugaan pabrik narkotika tidak benar. Tetapi kalau ada yang melempar barang dari luar ke dalam maupun dari dalam ke luar itu memang benar tetapi tidak semuanya. Melainkan beberapa oknum warga lapas saja, dan apabila ketahuan tentu juga dikenakan disiplin sesuai protap yang ada di institusi Lapas itu sendiri. “Informasinya dari Petugas BNNK ini mau mencari salah satu narapidana yang kewarganegraan malaysia. Mereka juga menduga adanya oknum sipir kami yang terlibat dan turut membantu. Tetapi caranya sudah salah, coba dikoordinasikan dan memperlihatkan kami fotonya tentu kami akan serahkan,” Ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Tarakan AKBP Sarif Rahman yang dihubungi pewarta kemarin juga menyatakan pemeriksaan tersebut sama sekali belum diketahuinya. “Belum ada kordinasi, dan saya tidak tahu bagaimana kronologisnya. Kalau mau lebih jelas tanyakan ke BNNK saja,” ujar Kapolres yang masih luar dinas.
Selain itu, Sarif katakan berdasarkan informasi yang diterima memang malam itu pihak BNNK maupun institusi mengundang dalam pemeriksaan tersebut. “Tapi personil yang bertugas juga kebingungan dan tidak mengerti sama sekali karena sebelumnya juga belum ada koordinasi yang matang,”tegasnya.
Lain halnya dengan Komandan Kodim 0907 Tarakan, Letkol (Czh) Irfan Siddiq mengungkapkan pihak bersama dengan BNNK, TNI AU dan Kepolisian hendak melakukan pemeriksaan mendadak. Tetapi pada saat ingin melakukan sidak tersebut ada salah satu tahanan yang memprovokasi tahanan lainnya sehingga sidak yang dilakukan pun tidak jadi. “Targetnya tahanan yang sudah divonis puluhan tahun, tetapi karena ada warga binaan lapas yang memprovokasi ke lainnya sehingga terjadi kericuhan,”ungkapnya.
Irfan mengatakan, dalam beberapa terakhir ini mendapatkan informasi ada beberapa warga lapas yang kerapkali membawa keluar shabu, bahkan di dalam lapas tersebut seringkali terjadi transanksi penjualan sabu. “Yah diduga ada penjualan sabu, salah satu dengan adanya keluarga tahanan yang sakit, begitu dicek di rumah sakit dan dilakukan tes urine hasilnya positif. Padahal pada saat masuk lapas bukan perkara narkoba,” Jelas Irfan.
Ia pun juga tidak ingin menyalahkan siapapun. Melainkan sidak ini agar terlihat berjalan dengan lancar jangan sampai ketahuan. “Memang sudah ada target, kalau tidak diprovokasi dari warga binaan itu tentu tidak ada masalah,” Katanya. (ctr/hfa)