Bacaan Doa Nabi Yunus Dalam Al Quran Surat Al Anbiya’ Ayat 87, Doa Agar Terlepas Dari Kesulitan

0
759

Simak inilah bacaan doa Nabi Yunus agar terlepas dari kesulitan, lengkap dengan tulisan arab, latin dan artinya.

Doa Nabi Yunus terdapat dalam Al Quran Surat Al Anbiya’ Ayat 87.

Doa ini bisa kita amalkan ketika menghadapi kesulitan/musibah dan ingin terhindar dari malapetaka.

Dikutip dari buku Kumpulan Do’a Sehari-hari terbitan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2013, inilah bacaan doa Nabi Yunus agar terlepas dari kesulitan:

Bacaan Doa Nabi Yunus (Surat Al Anbiya’ Ayat 87)

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

la ilaha illalla anta subhanaka inni kuntu minaz-zalimin

Artinya:

“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Anbiyâ’: 87).

Adapun bunyi keseluruhan Surat Al Anbiya’ Ayat 87, sebagai berikut :

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ – ٨٧

wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira ‘alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Artinya:

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Tata Cara Berdoa

Berikut ini tata cara untuk berdoa, dikutip dari Buku Kumpulan Doa Sehari-hari yang diterbitkan Subdit Publikas Dakwah dan HBI Direktorat Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal BIMAS Islam Kementerian Agama RI Tahun 2013:

1. Menghadap Kiblat

Hal ini berdasarkan sebuah hadis, “Rasulullah datang ketempat wuquf diArafah dan ia menghadap kiblat lalu terus menerus berdo’a sehingga tenggelam matahari”.

2. Membaca Hamdalah atau Pujian, Istighfar dan Shalawat

Salah seorang Sahabat Nabi berkata:

“Ketika Nabi Muhammad saw duduk dimesjid, tiba-tiba datang seorang laki-laki masuk, lalu ia shalat. Setelah selesai ia membaca doa,’Allahummaghfirlii warhamnii’. Maka waktu itu Rasulullah pun berkata, wahai kawan, engkau terburu-buru. Jika Engkau shalat, duduklah dahulu kemudian bacalah pujipujian kepada Allah. Karena dia yang memiliki pujian itu, lalu Engkau baca shalawat kepadaku kemudian baru berdo’a .Kemudian datang seorang yang lain setelah shalat ia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw. dan setelah itu Nabi bersabda, Berdo’alah akan dipenuhi.”

3. Dengan suara lembut dan rasa takut

Firman Allah SWT yang berbunyi, “Berserulah (Berdo’a) kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampaui batas. Dan janganlah engkau berbuat kerusakan dibumi sesudah (Allah SWT ) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al A’raf : 55-56)

4. Yakin akan dipenuhi

Didalam berdoa kita harus yakin dan berprasangka baik kepada Allah, seperti hadis berikut ini : “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apa bila ia berdoa kepadaKu”.

Waktu yang paling baik untuk berdoa:

1. Antara azan dan Iqamat;

2. Menjelang waktu salat dan sesudahnya;

3. Waktu sepertiga malam yang terakhir;

4. Sepanjang hari Jumat;

5. Antara Zuhur dan Asar, serta Asar dan Magrib;

6. Ketika khatam membaca Al-Qur’an;

7. Ketika turun hujan;

8. Ketika melakukan tawaf;

9. Ketika menghadapi musuh di medan perang;

10. Dalam berdo’a sebaiknya di ulang 3 (tiga) kali.

Tempat-tempat yang baik untuk berdoa:

1. Di depan dan didalam Kabah;

2. Di masjid Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam;

3. Di belakang makam Nabi Ibrahim as;

4. Di atas bukit Safa dan Marwah;

5. Di Arafah, Muzalifah, Mina, dan di sisi jamarat yang tiga;

6. Di tempat-tempat yang mulia lainnya, seperti masjid atau musala.